Vatican City – Dunia Katolik hari ini berduka. Dalam siaran resmi yang penuh haru, Kardinal Kevin Farrell menyampaikan kabar mengejutkan dari Vatikan: Paus Fransiskus telah meninggal dunia pada pukul 07.35 waktu setempat. Dalam pidatonya yang disiarkan melalui televisi Vatikan, ia berkata, “Saudara-saudari terkasih, dengan duka mendalam kami mengumumkan bahwa Bapa Suci kita, Paus Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa.”
๐ฏ️ Pelepasan Terakhir Sang Paus: Sederhana Namun Penuh Makna
Jenazah Paus Fransiskus akan disemayamkan malam ini pukul 20.00 waktu Vatikan di kapel Domus Sanctae Marthae, tempat kediaman Paus selama masa jabatannya. Di sanalah prosesi awal penghormatan terakhir dimulai. Meskipun tanggal pemakaman belum diumumkan, menurut tradisi, prosesi pemakaman umumnya digelar antara 4 hingga 6 hari setelah wafatnya seorang Paus.
Kali ini, prosesi akan digelar lebih sederhana dibandingkan dengan pendahulunya—mencerminkan kerendahan hati yang selalu diusung oleh Paus asal Argentina ini.
๐ข Tangisan di Lapangan Santo Petrus: Dunia Berkumpul untuk Mengucap Salam Terakhir
Tak lama setelah kabar wafatnya menyebar, ribuan umat berbondong-bondong memadati Lapangan Santo Petrus di Roma, membawa lilin, doa, dan air mata. Jurnalis dari seluruh penjuru dunia datang tergesa-gesa untuk meliput peristiwa bersejarah ini.
Tepat pukul 12.00, lonceng kematian berdentang dari Basilika Santo Petrus—menciptakan suasana hening dan haru yang tak tergambarkan. Beberapa peziarah mengaku tidak mengetahui kabar duka ini hingga mereka mendengar riuh tangis dan doa dari kerumunan.
Seorang wanita Italia yang baru saja melihat Paus sehari sebelumnya dalam pausmobil berkata dengan mata berkaca-kaca, “Ternyata itu adalah perpisahan terakhir yang tidak kami sadari.”
๐️
Paus Fransiskus: Perjuangan Melawan Sakit Hingga Akhir Nafas
Selama beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan Paus memburuk akibat radang paru-paru ganda yang membuatnya harus dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak Februari. Meski sempat membaik dan bahkan tampil di balkon Basilika Santo Petrus pada Hari Paskah sambil menyapa umat dari kursi roda, kondisinya ternyata tidak stabil.
Wakil Presiden AS JD Vance sempat mengunjunginya dan menyebut Paus tampak sangat lemah. Hal serupa disampaikan oleh Menteri Belanda David van Weel yang sempat berbicara singkat dengan Paus usai perayaan Paskah.
๐ฆ๐ท Sosok dari Selatan: Paus Pertama dari Benua Amerika Selatan
Lahir di Buenos Aires dengan nama Jorge Mario Bergoglio, beliau menjadi Paus pertama dari belahan bumi selatan. Diangkat pada tahun 2013, ia memilih nama Fransiskus, terinspirasi dari Santo Fransiskus dari Assisi yang hidup dalam kemiskinan.
Visinya jelas: “Gereja yang miskin untuk kaum miskin.” Dari awal kepemimpinannya, ia menekankan kesederhanaan, kerendahan hati, dan membela kaum tertindas. Di masanya, Paus Fransiskus memimpin dengan arah yang jauh lebih progresif dibanding para pendahulunya.
๐ Jejak Warisan: Suara Nurani Dunia yang Tak Akan Terlupakan
Paus Fransiskus dikenal karena keberaniannya berbicara mengenai isu-isu krusial: pengungsi, lingkungan, kesetaraan gender, dan penyalahgunaan kekuasaan dalam Gereja. Ia menunjuk lebih banyak perempuan dalam jabatan penting Gereja dan dengan tegas mengecam kasus pelecehan seksual di kalangan rohaniwan.
Ia tak gentar mengkritik kekerasan di Suriah, Ukraina, dan Gaza. Bahkan di tahun-tahun terakhirnya, ia masih bersuara lantang menentang kebijakan pengusiran besar-besaran terhadap imigran oleh Presiden AS Donald Trump.
✝️ Selamat Jalan, Paus Fransiskus. Terima Kasih Telah Menjadi Suara Mereka yang Tak Terdengar.
Di tengah dunia yang terus berubah, Paus Fransiskus adalah mercusuar yang menuntun jutaan jiwa kembali kepada kasih dan keadilan. Kini, dunia kehilangan seorang pemimpin spiritual, tapi warisannya akan terus hidup—di hati para umat, di kebijakan-kebijakan yang membela kemanusiaan, dan dalam semangat untuk tidak pernah melupakan kaum tertinggal.